Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, telah mengambil langkah yang berani dalam upaya menjadikan Jakarta sebagai kota yang layak hidup bagi seluruh makhluknya. Salah satu pendapatnya yang mencuat adalah tentang pentingnya naturalisasi sungai di ibu kota.
Anies Baswedan percaya bahwa sungai-sungai yang ada di Jakarta harus dikembalikan ke keadaan semula yang alami dan berfungsi sebagai ekosistem yang sehat. Melalui program naturalisasi sungai, aliran air yang tadinya tertutup oleh limbah akan dibersihkan dan diperbaiki, vegetasi akan ditanam kembali, dan keanekaragaman hayati akan dipulihkan.
Naturalisasi sungai memiliki banyak manfaat. Pertama, itu membantu mengurangi risiko banjir di Jakarta. Dengan memulihkan aliran sungai yang lancar dan mengembalikan fungsi alami sungai dalam menyerap air hujan, risiko banjir dapat dikurangi secara signifikan.
Kedua, naturalisasi sungai mendukung keberlanjutan ekosistem. Dengan menghidupkan kembali vegetasi dan habitat alami, berbagai spesies flora dan fauna dapat kembali tumbuh dan berkembang biak, meningkatkan keanekaragaman hayati kota.
Selain itu, naturalisasi sungai juga memberikan manfaat sosial dan estetika. Sungai yang alami dan bersih menciptakan lingkungan yang lebih indah dan sehat bagi warga Jakarta. Ruang terbuka hijau di sepanjang sungai juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi dan relaksasi bagi penduduk kota.
Hal ini Anies sampaikan saat menjawab pertanyaan dari Andy F. Noya dalam acara Kick Andy yang tayang pada hari Minggu, 18 Juni 2023.
“Kami melihat begini bahwa di perjalanan bangsa kita ini, ke depan itu kita harus semakin ramah lingkungan. Kita itu tidak ada pilihan, kita harus bergerak ke arah sana. Sebisa mungkin semua pendekatan kita mulai dari transportasi sampai urusan sungai itu mengandalkan pendekatan yang ramah lingkungan.” kata Anies.
Lebih lanjut Anies mengatakan, bukan hanya urusan sungai tapi semuanya harus melalui pendekatan yang ramah lingkungan. Lebih lanjut ia menekankan “Ketika pada sungai pendekatan yang lama digunakan betonisasi. Dibuatkan beton pada kanan kiri kanal, itu juga dilakukan di Eropa pada tahun 60-an, 70-an dan 80-an.”
Ke depan menurut Anies, hal ini tidak bisa terus dilakukan. Namun harus menggunakan pendekatan yang lebih alami. Dalam konteks di Jakarta memang ada tempat-tempat yang memang tidak bisa digunakan selain beton. Tempat yang kanan kirinya sudah padat penduduk yang memang harus menggunakan beton.
“Ya nggak papa itu dilakukan tapi tempat yang disitu justru lahannya masih memungkinkan untuk dijaga ekosistem sungainya, dijaga. Jangan dijadikan beton.” lanjut Anies.
“Kawasan yang masih hijau Bang, seperti Condet, dari mulai Kalibata sampai Simatupang. Itu kawasan yang masih hijau semua. Kawasan yang masih alamiah, ini harus dijaga sebagai kawasan yang natural. Jadi visinya ini bagaimana menjadikan kota ini, kota yang layak hidup bagi seluruh makhluknya.” terang Anies. Lebih lanjut dia menegaskan bukan hanya bagi manusia, namun juga bagi ikannya termasuk juga makhluk-makhluk yang masuk dalam ekosistem sungai.
Pendapat Anies Baswedan tentang naturalisasi sungai menunjukkan komitmennya terhadap upaya menjadikan Jakarta sebagai kota yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dengan menghidupkan kembali ekosistem sungai, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih seimbang, memperkuat ketahanan kota terhadap perubahan iklim, dan memberikan kualitas hidup yang lebih baik bagi seluruh makhluk yang tinggal di Jakarta.