Perubahan iklim menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dunia saat ini. Dampaknya dirasakan oleh berbagai sektor, mulai dari lingkungan, kesehatan, hingga ekonomi. Salah satu solusi yang terus digemari dan dipromosikan dalam rangka mengatasi perubahan iklim adalah transisi ke energi terbarukan. Energi terbarukan berperan penting dalam mencapai target Net Zero Emission yang ditetapkan oleh banyak negara dan organisasi di seluruh dunia.

Apa itu Net Zero Emission?

Dikutip dari website energika.id, Net Zero Emission berarti jumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan oleh suatu negara atau entitas setara dengan jumlah emisi yang diserap kembali oleh alam atau teknologi. Target ini merupakan bagian penting dari upaya global untuk membatasi kenaikan suhu bumi hingga di bawah 1,5°C seperti yang disepakati dalam Perjanjian Paris. Untuk mencapai target ini, kita perlu mengurangi emisi GRK secara drastis dan meningkatkan kapasitas penyerapan karbon melalui teknologi seperti Carbon Capture and Storage (CCS) atau solusi berbasis alam seperti reforestasi.

Jenis Energi Terbarukan

Energi terbarukan merupakan sumber energi yang tidak habis dan berasal dari alam. Beberapa jenis energi terbarukan yang berperan dalam mencapai Net Zero Emission antara lain:

  1. Energi Surya: Pembangkit listrik tenaga surya menggunakan sinar matahari untuk menghasilkan listrik. Panel surya terus mengalami perkembangan teknologi sehingga efisiensinya semakin tinggi dan biayanya semakin rendah.
  2. Energi Angin: Turbin angin mengubah kekuatan angin menjadi energi listrik. Energi angin sangat efektif di wilayah yang memiliki kecepatan angin konstan.
  3. Energi Air: Pembangkit listrik tenaga air memanfaatkan aliran air untuk menghasilkan listrik. Energi ini sudah banyak digunakan di berbagai negara, terutama di wilayah yang memiliki sungai besar.
  4. Bioenergi: Energi ini berasal dari biomassa seperti kayu, tanaman, atau limbah organik. Bioenergi dapat diubah menjadi bahan bakar yang lebih bersih untuk menggantikan bahan bakar fosil.
  5. Energi Panas Bumi: Sumber daya alam seperti panas bumi juga dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik dan pemanas ruangan, terutama di wilayah yang memiliki potensi panas bumi.

Manfaat Energi Terbarukan dalam Mencapai Net Zero Emission

Energi terbarukan memiliki berbagai manfaat yang mendukung tercapainya target Net Zero Emission:

  1. Mengurangi Emisi Karbon: Energi terbarukan menghasilkan sedikit hingga tidak ada emisi karbon selama proses produksi energi. Ini berarti semakin banyak penggunaan energi terbarukan, semakin rendah tingkat emisi karbon yang dihasilkan, sehingga mendukung target Net Zero Emission.
  2. Mengurangi Ketergantungan pada Energi Fosil: Energi fosil seperti batu bara, minyak, dan gas merupakan penyumbang terbesar emisi GRK. Dengan beralih ke energi terbarukan, ketergantungan pada sumber energi yang berpolusi dapat dikurangi secara signifikan.
  3. Mendorong Inovasi Teknologi: Pengembangan energi terbarukan memicu inovasi teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi energi dan menurunkan biaya. Teknologi seperti penyimpanan energi, smart grid, dan Carbon Capture adalah bagian dari upaya global untuk mendukung transisi energi yang berkelanjutan.
  4. Meningkatkan Kemandirian Energi: Energi terbarukan dapat dihasilkan secara lokal, sehingga negara atau wilayah dapat mengurangi ketergantungan pada impor energi. Hal ini memberikan kemandirian energi dan meningkatkan keamanan energi jangka panjang.

Tantangan dalam Pengembangan Energi Terbarukan

Meski memiliki banyak keuntungan, pengembangan energi terbarukan juga menghadapi sejumlah tantangan. Salah satu tantangan utama adalah biaya investasi awal yang relatif tinggi, terutama untuk pembangunan infrastruktur baru seperti panel surya, turbin angin, atau pembangkit listrik tenaga air. Namun, seiring dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya permintaan, biaya ini cenderung turun.

Tantangan lain adalah penyimpanan energi. Sumber energi terbarukan seperti surya dan angin bersifat intermittency, artinya tidak selalu tersedia sepanjang waktu. Oleh karena itu, teknologi penyimpanan energi yang efisien seperti baterai besar diperlukan untuk menjaga ketersediaan listrik.

Kebijakan dan Komitmen Global

Untuk mendukung transisi ke energi terbarukan, banyak negara telah menetapkan kebijakan dan target ambisius dalam rangka mencapai Net Zero Emission. Uni Eropa, misalnya, telah menetapkan target untuk menjadi benua pertama yang mencapai Net Zero Emission pada tahun 2050. China juga berkomitmen untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2060. Di Indonesia, pemerintah telah meluncurkan strategi untuk mempercepat transisi energi bersih melalui peningkatan penggunaan energi terbarukan.

Energi terbarukan memainkan peran krusial dalam upaya mencapai target Net Zero Emission. Melalui pengurangan emisi karbon, peningkatan inovasi teknologi, dan pengurangan ketergantungan pada energi fosil, energi terbarukan dapat menjadi solusi jangka panjang yang berkelanjutan. Meskipun tantangan tetap ada, dengan dukungan kebijakan yang tepat dan investasi yang berkelanjutan, transisi ke energi terbarukan akan membawa kita lebih dekat pada masa depan yang lebih hijau dan ramah lingkungan.

By Siti